my page

Minggu, 02 Oktober 2011


1.0 Pendahuluan.

Istilah AUTISME akhir-akhir ini sangat sering muncul di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik, juga berbagai penelitian telah dilakukan di banyak negara, ditinjau dari berbagai aspek perkembangan baik biologic, psikologik maupun sosio-kultural. Hal ini dipicu oleh adanya temuan salam satu decade terakhir , kondisi ini sangat meningkat jumlah seluruh penjuru dunia walaupun belum ada kesepakatan antara sesame klinikus dan peneliti tentang hal ini.

Dengan meningkatnya jumlah kasus autisme dalam tahun-tahun terakhir ini, terlihat meningkat pula angka kejadian gangguan Asperger, karena gangguan ini termasuk dalam spektrum autistik. Pada awalnya, di Indonesia sangat jarang klinikus mendiagnosis gangguan Asperger, bahkan hampir tidak ada. Akan tetapi beberapa tahun terakhir ini mulai ada beberapa kasus gangguan Asperger yang terdiagnosis, demikian juga seperti yang terlihat dalam media massa dan website. Namun demikian belum ada data di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sangatlah penting mengetahui dan menyegarkan kembali ingatan tentang gangguan Asperger agar memudahkan klinikus mendiagnosis gangguan ini.Tulisan ini berusaha membahas gangguan Asperger secara singkat. Dengan memakai criteria diagnostik dari ICD-X dan DSM-IV-TR label autism cukup jelas besifat permanen.

Autism masa kanak-kanan (ICD atau DSM-IV) merupakan salah satu jenis gangguan yang terdapat pada kelompok gangguan perkembangan pervasive (PDD) yang biasanya muncul sebelum usia 3 tahun. Salah satu PDD yang akan dibahas adalah gangguan Asperger atau dengan nama lain sindrom Asperger (SA).


Gambar1:Salah satu filem bollywood yang mengangkat kehidupan seorang anak dengan gangguan Aspeger.

Tujuan membahas tipe autism SA bukan hanya memudahkan mendiagnosis oleh golongan medis tetapi juga membuka mata dan peluang anak- anak ini di mata masayarakat supaya masyarakat mengerti anak dengan SA bukan penderita penyakit jiwa ataupun mengalami retardasi mental, sekaligus masyarakat bisa menerima anak-anak ini bekerja dan bersosial dibawah kelompok mereka dan bukan meminggirkan. Karena kecenderungan anak dengan SA cenderung menyukai sesuatu secara continu maka mereka cenderung mempunyai kelebihan dan kecerdasan sendiri bahkan ada di antaranya bisa dibilang genius. Tahap kecerdasan mereka yang luar biasa jika dipertajam bisa bemanfaat pada masyarakat dan negara. Beberapa tokoh yang didiagnosis penderita SA adalah Satoshi Tajiri pencipta dan design kartun Pokemon dan Albert Einstein.

Gambar 2: Satoshi Tajiri

Gambar 3: Albert Enstein

2.0 Definisi.

Sindrom Asperger (Asperger gangguan, sindrom Asperger) adalah suatu bentuk gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan penurunan terus-menerus dalam interaksi sosial dan oleh pola perilaku berulang dan minat yang terbatas. Tidak seperti gangguan autis , tidak ada penyimpangan yang signifikan atau penundaan terjadi dalam perkembangan bahasa atau dalam perkembangan kognitif. De Spiegeleer dan Appelboom menunjukkan bahwa sindrom Asperger adalah gangguan spektrum autisme. Meskipun bahasa yang normal dan perkembangan kognitif membedakan sindrom asperger dari gangguan perkembangan lain, kerusakan sosial yang parah terkait dengan kondisi ini tumpang tindih dengan gangguan seperti autisme berfungsi tinggi ( HFA). Bowler dan rekan melaporkan bahwa meskipun orang-orang dengan sindrom asperger memiliki kenangan yang lebih sedikit, mengingat pengalaman secara kualitatif serupa pada orang dengan sindrom asperger dibandingkan dengan subyek kontrol sehat.

Individu dengan sindrom Asperger memiliki gangguan serius dalam keterampilan sosial dan komunikasi, termasuk komunikasi nonverbal miskin. Namun, banyak individu memiliki keterampilan kognitif dan verbal yang baik, dan biasanya memiliki kecerdasan yang lebih tinggi normal. Banyak memori hafalan yang sangat baik dan menjadi sangat tertarik pada satu atau dua mata pelajaran.

Anak-anak dengan sindrom Asperger biasanya dididik dalam pengaturan utama, tetapi kadang-kadang memerlukan akomodasi pendidikan atau jasa pendidikan khusus. Anak-anak ini sering mengalami kesulitan membuat teman-teman dan sering dikucilkan, menggoda, atau diganggu oleh teman-teman mereka.

Sindrom asperger merupakan nama untuk Dr Hans Asperger, seorang dokter anak Austria, yang pertama kali mendeskripsikan kondisi tersebut pada tahun 1944. Kondisi ini pertama kali diakui sebagai entitas diagnostik oleh American Psychiatric Association dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental-IV (DSM-IV) pada tahun 1994.

2.0 Epidemiologi.

Karena kriteria diagnostik yang berbeda yang digunakan di Amerika Serikat dan Kanada, perkiraan prevalensi sindrom Asperger bervariasi. Berbagai penelitian menunjukkan tingkat mulai dari 1 kasus di 250-10,000 anak-anak. Tambahan studi epidemiologi diperlukan, dengan menggunakan kriteria diterima secara luas dan alat skrining yang menargetkan kriteria ini. Kemungkinan, banyak orang di Amerika Utara dengan sindrom asperger tidak terdiagnosis. Banyak orang dengan sindrom Asperger mungkin anggota dari populasi umum tanpa kesadaran terhadap diagnosis mereka. Keluarga dan teman-teman mungkin mengakomodasi tanda-tanda sindrom asperger sebagai keistimewaan individu. Jika Sindrom asperger merupakan didiagnosis, maka keterampilan sosial dan intervensi psikologis pelatihan lainnya dapat diberikan kepada orang tersebut. Selain itu, beberapa manfaat dapat tersedia bagi orang yang memiliki cacat seperti sindrom Asperger. Sebuah studi populasi di Swedia memperkirakan prevalensi sindrom Asperger sebagai 1 kasus dalam 300 anak. Meskipun perkiraan ini meyakinkan untuk Swedia, temuan mungkin tidak berlaku di tempat lain, karena mereka didasarkan pada populasi yang homogen. Ekstrapolasi dari studi ini, sindrom Asperger mungkin lebih umum daripada dokter pernah berpikir, dokter anak, dokter keluarga, dokter umum, dan profesional kesehatan lain mungkin underdiagnose gangguan ini.

Rasio laki-laki keperempuan diperkirakan adalah sekitar 4:1. Sindrom Asperger tidak memiliki predileksi ras. Asperger sindrom umumnya didiagnosis pada tahun-tahun awal sekolah dan kurang sering pada anak usia dini atau di masa dewasa.

3.0 Etiologi.

Penyebab sindrom asperger tidak diketahui dan masih menjadi perdebatan. Gangguan Asperger merupakan kondisi yang termasuk dalam spektrum autisme, sehingga kepustakaan menyebutkan bahwa etiologinya sama Sebuah komponen genetik untuk sindrom ini mungkin, mengingat bahwa kondisi telah diamati untuk berjalan dalam keluarga. Hal ini juga kemungkinan bahwa pengaruh lingkungan berperan. Beberapa kepustakaan mengatakan bahwa etiologinya terkait dengan genetik dan kerusakan otak. Sedangkan Ciaranello dan Ciaranello (1995) membagi etiologi gangguan Asperger ke dalam dua tipe yaitu genetik dan non genetik.

3.1 Tipe genetik.

Etiologi genetik berhubungan dengan kontrol gen pada perkembangan otak.Hubungan genetik antara autisme dan gangguan Asperger dapat digambarkan sebagai berikut: anak yang menderita gangguan Asperger seringkali ayahnya me-miliki kesulitan dalam interaksi sosial. Terdapat beberapa laporan adanya transmisi keluarga pada gangguan Asperger. Gillberg mengatakan terdapat patologi "Asperger Syndrome-like" pada anggota keluarga terdekat dari penderita gangguan Asperger De Long & Dwyer menemukan gangguan Asperger pada keluarga dari anak yang menderita gangguan autistik high functioning.Faktor genetik menunjukkan adanya hubungan antara autisme dengan gangguan Asperger. Sejumlah 9% anak penderita autisme mempunyai ayah sindrom Asperger atau ciri-ciri Asperger. Secara genetik peranan kromosom fragile-X untuk terjadinya gangguan Asperger sangat bermakna. Studi kembar dua memberi dukungan adanya dasar genetik gangguan ini, akan tetapi pada studi kembar tiga tidak. Jikapun dasar etiologinya genetik, faktor lain perlu dipertimbangkan misalnya keadaan prenatal, perinatal dan postnata

3.2 Non genetik

Ciaranello (1995)mengatakan etiologi nongenetik meliputi infeksi prenatal. Menurut Chess (1997) ada peningkatan insidens setelah pandemi rubella. Infeksi varisela dan toxoplasmosis prenatal berhubungan dengan terjadinya gangguan ini. Juga berhubungan dengan riwayat ibu, riwayat kehamilan dan persalinan. Hipotiroid pada ibu selama kehamilan berkaitan dengan terjadinya gangguan ini. Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara gejala gastrointestinal dengan gangguan autistik. D'eufemia dkk, mengatakan bahwa terdapat peningkatan permeabilitas usus pada pasien gangguan spektrum autistik. Ini memberi kesan bahwa disfungsi gastrointestinal berhubungan dengan gangguan perkembangan pervasive. Pemeriksaan beberapa penderita Asperger menunjukkan adanya abnormalitas makroskopis asam amino dengan peningkatan arginin, ornitin, histidin, treonin dan serin. Jadi memperlihatkan adanya aminoasiduria.

.

Davis, Fennoy (1992) menyebutkan bahwa penyalahgunaan zat berperan untuk terjadinya gejala spektrum autistik pada anak yang dilahirkan. Penelitian menemukan bahwa penyalahgunaan kokain dan zat lain dapat berhubungan dengan gangguan ini. Adanya hubungan temporal antara vaksinasi MMR dan gangguan spektrum autistik masih diperdebatkan.

Faktor imunitas nampaknya berperan untuk terjadinya gangguan Asperger. Beberapa

penderita menunjukkan disfungsi atau abnormalitas sejumlah sel T .

Proses penyakitnya adalah akibat langsung dari gangguan di susunan saraf pusat. Terjadi hipometabolisme glukosa di cingulata anterior dan posterior pada penderita gangguan spektrum autistik. Juga terlihat adanya penyusutan volume girus cingulata anteriorkanan, khususnya area Brodmann's 24. Wing mengatakan ada riwayat trauma serebral pada pra, peri dan post-natal.

Gambaran pencitraan otak, memperlihatkan adanya lesi di substansia alba girus temporal medial

kanan. Beberapa penelitian menggambarkan adanya disfungsi hemisfer kanan pada gangguan Asperger. Juga memperlihatkan adanya abnormalitas fasikulus longitudinal inferior, suatu serabut ipsilateral yang menghubungkan lobus oksipitalis dan temporalis serta pola aktivitas abnormal di daerah kortikal temporal ventral. Girus temporal medial dan sulkus temporal

superior yang berbatasan, berperan pada ekspresi wajah dan kontak mata langsung. Disfungsi lobus frontalis memperlihatkan adanya defisit fungsi eksekutif. Pada gangguan Asperger ditemukan adanya ganglioside yang meningkat bermakna pada cairan serebrospinal. Semua abnormalitas yang terjadi, berhubungan dengan gejala klinis dan neuropsikologi. Bukti neuropatologi yang bervariasi menyebabkan perdebatan tentang lokasi kerusakan. Laporan terakhir menyebutkan etiologi penyakit spektrum autistik berhubungan dengan kondisi biomedis.

4.0 Diagnostik.

Kriteria diagnosis Gangguan Asperger menurut DSM IV:

4.1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya dua dari berikut :

· Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.

· Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan.Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang menjadi perhatian orang lain).tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.

4,2. .Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya satu dari berikut :

· Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.

· Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan nonfungsional.

· Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-ngepak tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh). Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

4.3. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

4.4. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3 tahun).

4.5. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan keingintahuan tentang lingkungan pada masa kanak-kanak.

4.6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau skizofrenia.

Klasifikasi gangguan perkembangan pervasif yang ada sekarang ini kurang memuaskan orang tua yang mempunyai anak dengan gangguan ini, klinikus dan peneliti akademik. Karena reliabilitas dan validitas dari data empirik gangguan ini, dianjurkan pendekatan baru untuk klasifikasinya

6.0 Manifestasi klinis.

Manifestasi seseorang dapat berkisar dari ringan sampai parah, dan seorang individu mungkin memiliki beberapa dan bukan orang lain. Gejala individu dan tingkat fungsi dapat berkisar dari ringan sampai parah. Seorang individu mungkin memiliki semua atau hanya beberapa dari karakteristik yang dijelaskan, dan mereka mungkin menunjukkan lebih banyak masalah dalam pengaturan sosial tidak terstruktur atau situasi baru yang melibatkan pemecahan masalah sosial keterampilan.

Beberapa tanda sindrom Asperger pada anak-anak dan orang dewasa tercantum di bawah ini:.

6.1 Masalah sosial

Meskipun anak-anak dapat mengekspresikan minat dalam persahabatan, mereka mengalami kesulitan dalam membuat dan menjaga teman-teman dan mungkin ditolak oleh rekan-rekan, sering anak-anak yang penuh kasih dan sayang dengan keluarga dekat mereka . . Depresi dan kesepian dapat terjadi pada remaja dengan sindrom Asperger.

Perilaku sosial yang tidak pantas . Individu dengan sindrom Asperger mungkin mengalami kesulitan tertentu dalam berpacaran dan pernikahan. Laki-laki dan laki-laki dengan sindrom Asperger mungkin memutuskan untuk menikah tiba-tiba tanpa kencan dan pacaran yang biasanya mendahului serikat buruh. Mereka juga mungkin tidak menyadari bahwa persahabatan sering mendahului pacaran dan pertunangan. Individu dengan sindrom Asperger mungkin ingin menikah meskipun kurangnya kesadaran dari interaksi sosial yang biasanya mengarah pada pernikahan. Masalah tersebut dapat berlanjut ke masa dewasa.

Kurangnya pemahaman isyarat-isyarat sosial dan . Perilaku sosial yang kaku karena ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan variasi spontan dalam situasi sosial mungkin menyebabkan pasien kehilangan pekerjaan karena gangguan pemahaman mereka tentang norma sosial dapat menyebabkan penilaian yang buruk dalam perilaku kerja situs (misalnya, berbicara tepat kepada rekan-rekan, bos, atau administrator). Anak mungkin tidak mengerti mengapa orang menjadi marah ketika ia melanggar aturan-aturan sosial.

Kesulitan memahami orang lain 'perasaan. Atau, anak yang terkena mungkin tidak menampilkan kasih sayang kepada orang tua atau anggota keluarga lainnya. Kurangnya ikatan dan kehangatan dengan orang tua dan wali lain mungkin tampak jelas, biasanya akibat dari kurangnya anak keterampilan sosial. Pemisahan dari orang tua karena pekerjaan dan perceraian mungkin sangat menegangkan bagi anak-anak. Mengubah rumah, masyarakat, dan lingkungan juga dapat memperburuk gejala.

6.2 Pola komunikasi abnormal

Contohnya termasuk bahasa tubuh yang canggung atau tidak patut, gaya yang tidak biasa dan berbicara formal, Gangguan dalam modulasi volume, intonasi, infleksi, tingkat, dan irama bicara , kesulitan dengan "memberi dan menerima" dalam percakapan, atau kurangnya kepekaan tentang mengganggu orang lain selama percakapan. Kesalahan pragmatis yang umumnya dihasilkan oleh anak-anak dengan sindrom Asperger dalam menanggapi pertanyaan. Anak-anak dengan sindrom Asperger sering menghasilkan tanggapan yang tidak relevan. Penggunaan gerakan sering terbatas, dan bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal dapat menjadi canggung dan tidak pantas. Ekspresi wajah mungkin tidak ada atau tidak patut.

Pidato mungkin tangensial (terdiri dari topik tidak berhubungan) dan tidak langsung (secara signifikan memberikan detil yang berlebihan tentang suatu topik), sering dengan komentar yang tidak relevan . Jumlah pidato juga dapat bervariasi secara luas dan mencerminkan keadaan saat emosional individu lebih dari kebutuhan komunikasi dari pengaturan sosial. Beberapa individu mungkin bisa dilihat dan pendiam lainnya. Selanjutnya, individu yang sama dapat menunjukkan ekses dan kurangnya berbicara sebentar-sebentar.

Beberapa individu mungkin menampilkan bisu selektif, tidak berbicara sama sekali untuk kebanyakan orang dan berlebihan kepada orang tertentu. Beberapa orang mungkin memilih untuk berbicara hanya untuk orang yang mereka sukai. Jadi, pidato dapat mencerminkan kepentingan dan preferensi istimewa individu.

Bentuk bahasa yang dipilih mungkin termasuk metafora yang berarti hanya untuk pembicara. Pesan dimaksud oleh pembicara tidak dapat dipahami oleh mereka yang mendengarnya, atau pesan mungkin bermakna hanya untuk beberapa orang yang memahami bahasa pribadi pembicara.

Anak-anak sering menunjukkan diskriminasi pendengaran dan distorsi, terutama ketika anak pertemuan 2 atau lebih orang berbicara secara bersamaan.

6.3 Kegiatan

Anak-anak menunjukkan minat yang aneh dan sempit, tidak termasuk kegiatan lain. Kepentingan ini mungkin sangat penting bahwa anak-anak tidak mengembangkan hubungan khas dengan keluarga mereka, sekolah, dan masyarakat. Contohnya termasuk adherences fleksibel untuk rutinitas; apprehensiveness tentang perubahan, atau minat yang kuat dalam mata pelajaran tertentu atau kegiatan. Intens bunga dalam subjek, khususnya sering sangat terbatas, yang mendominasi perhatian individu. Anak Asperger sindrom cenderung fleksibel kepatuhan terhadap rutinitas; memiliki rutinitas yang berulang atau ritual dan khawatir tentang perubahan, mungkin mengalami kesulitan transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya

6.4 Sensori sensitivitas

Anak-anak mungkin menunjukkan kepekaan terhadap suara, sentuhan, rasa, penglihatan, penciuman, nyeri, dan suhu. Sebagai contoh, seorang anak mungkin menunjukkan sensitivitas baik ekstrim atau berkurang rasa sakit. Anak-anak mungkin sangat sensitif terhadap tekstur makanan. Anak-anak mungkin menunjukkan sinestesia, termasuk respons sensorik pada stimulus lingkungan dalam modalitas sensorik yang berbeda.

6.5 Keterampilan motorik penundaan

6.5.1 Motorik

Anak dengan gangguan Asperger mempunyai riwayat kemahiran motorik yang tertunda

seperti mengayuh sepeda, menangkap bola (tidak ada koordinasi antara kedua tangan) membuka botol dan panjat-memanjat. Mereka sulit mengikat dasi atau tali sepatu. Mereka tampak kurang koordinasi serta menunjukkan pola jalan yang resmi aneh dan sulit untuk berbaris. Terdapat motoric clumsiness. Menunjukkan kesulitan menulis dengan tangan, sehingga menjadi malu atau marah karena ketidakmampuan menulis rapi. Mereka mempunyai kemampuan menggunakan komputer dan keyboard sehingga lebih memilih komputer daripada menulis tangan.Tampak jelas terdapat gangguan ketrampilan motorik-visual dan visuospatial. Mereka mengalami kesulitan menggunting bentuk dari kertas. Dalam hal psiko-motor mereka menunjukkan gerakan stereotipik.

6.6 Kognitif

Kemampuan intelektual penderita menetap. Tidak ada defisit kognitif, namun beberapa penelitian menggambarkan adanya defisit daya ingat dalam beberapa aspek. Kepustakaan lain mengatakan bahwa kemampuan daya ingat cukup baik dan mereka mengingat tanpa berpikir. Penderita Asperger dapat mengingat dengan seksama fakta, bentuk, data, waktu dan lain-lain. Mereka tertarik pada topik luar biasa yang mendominasi pembicaraan mereka. Mereka mengumpulkan banyak informasi tentang fakta di dunia. Sejumlah besar topik dikumpulkan dengan semangat. Mereka mem-pelajari topik seperti ular, nama binatang, pemandu televisi, musim, data pribadi anggota kongres, jadwal kereta api dan astronomi, tanpa pengertian luas dari fenomena yang terlibat. Mereka unggul dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan. Mereka dapat mengingat banyak frasa tapi tidak dapat menggunakannya dalam konteks yang benar. Pada umumnya IQ mereka normal sampai superior. Verbal IQ lebih tinggi dibandingkan dengan performance IQ. Akan tetapi terdapat gangguan dalam konsep belajar. Suatu penelitian melalui story-telling memperlihatkan adanya gangguan imajinasi. Penelitian lain juga mendapat-

kan gangguan kreativitas dan imajinasi.

6.7 Bahasa

Secara kasar perkembangan bahasa penderita gangguan Asperger nampak normal, tidak ada kesulitan menempatkan bahasa. Pasien berbicara agak formal dengan tata bahasa yang tinggi, sehingga pada awal perkembangan tidak dapat didiagnosis. Asperger menyebutkannya little professor. Ada tiga aspek pola komunikasi yang menarik secara klinik pada gangguan Asperger yaitu :

6.7.1. Pembicaraan ditandai dengan kurangnya prosodi, pola intonasi terbatas, walaupun nada suara dan intonasi tidak sekaku dan semonoton gangguan autistik.Bicaranya terlalu cepat, tersentak-sentak, dengan volume yang kurang modulasi: misalnya suara keras walaupun lawan

bicara berada dalam jarak dekat. Kurang pertimbangan untuk situasi sosial tertentu, misalnya di perpustakaan atau pada keadaan gaduh

.

6.7.2. Pembicaraan tangensial dan sirkumstansial, sehingga memberi kesan suatu asosiasi longgar dan inkoheren .Sebagian pasien memberi kesan gangguan proses pikir. Gaya bicara egosentris dengan menggunakan kata-kata harfiah. seperti monolog tentang nama, kode, atribut

di televisi dari berbagai negara. Gagal memberi alasan atau komentar tentang suatu pembicaraan dan secara jelas membatasi topik.

6.7.3. Gaya bicara bertele-tele tentang subyek favorit dan tidak peduli apakah pendengar tertarik,menolak atau mencoba menyelipkan kata-kata untuk mengganti subyek. Mereka

tidak pernah sampai pada satu titik kesimpulan. Lawan bicara seringkali gagal mencoba menguraikan masalah atau logika, ataupun mengalihkan topic.

7.0 Diagnosis banding

7.1. Autisme infantil

Gangguan Asperger berbeda dengan autisme infantil dalam onset usia onset autisme infantil lebih awal, juga berbeda dalam keparahan penyakit yaitu autisme infantil lebih parah dibandingkan gangguan Asperger. Pasien autisme infantil menunjukkan penundaan dan penyimpangan dalam kemahiran berbahasa serta adanya gangguan kognitif .Oral vocabulary test menunjukkan keadaan yang lebih baik pada gangguan Asperger. Defisit social dan komunikasi lebih berat pada autisme. Selain itu ditemukan adanya manerisme motorik sedangkan pada gangguan Asperger yang menonjol adalah perhatian terbatas dan motorik yang canggung, serta

gagal mengerti isyarat nonverbal. Lebih sulit membedakan gangguan Asperger dengan autisme infantil tanpa retardasi mental. Gangguan Asperger biasanya memperlihatkan gambaran IQ yang lebih baik daripada autisme infantil, kecuali autisme infantil high functioning. Batas antara gangguan Asperger dan high functioning autism untuk gangguan berbahasa dan gangguan belajar sangat kabur. Gangguan Asperger mempunyai verbal intelligence yang normal sedang-

kan autisme infantil mempunyai verbal intelligence yang kurang. Gangguan Asperger mempunyai empati yang lebih baik dibandingkan dengan autisme infantil, sekalipun keduanya

mengalami kesulitan berempati.

7.2. Gangguan perkembangan pervasif yang tidak ditentukan

Gangguan Asperger lebih berat dalam disfungsi sosial.

7.3. Gangguan kepribadian skizoid

Gangguan kepribadian skizoid tidak memperlihatkan keparahan dalam gangguan sosial, juga tidak ada kelainan pada pola perkembangan awal seperti yang tampak pada gangguan Asperger. Gillberg memberi gambaran anak dengan gangguan Asperger memenuhi kriteria gangguan kepribadian skizoid untuk orang dewasa. Wolf dan Cull (1986) mengata-kan bahwa gangguan Asperger merupakan varian dari gangguan kepribadian schizoid dan identik dengan gangguan kepribadian skizoid pada orang dewasa. Sementara Tantam (1988,1991) mengatakan bahwa jelas berbeda antara gangguan Asperger dan gangguan kepribadian schizoid

.

7.4. Skizofrenia

Gangguan Asperger didiagnosis banding dengan skizofrenia onset masa kanak-kanak. Kombinasi dari bicara bertele-tele, bicara sendiri, pola pembicaraan inkoheren, gagal

mengganti topik pembicaraan dan gagal memberi latar be-lakang suatu cerita, menyebabkan kekeliruan mendiagnosis Skizofrenia. Gangguan Asperger lebih menunjukkan disfungsi komunikasi daripada gangguan proses pikir. Ekspresi wajah yang abnormal terdapat pada kedua gangguan ini.

7.5. Gangguan Kepribadian Obsesi Kompulsi.

Beberapa gejala gangguan Asperger bertumpang tindih dengan gangguan kepribadian obsesi kompulsi seperti fungsi sosial yang terbatas. Keadaan ini menyebabkan gangguan Asperger didiagnosis banding dengan gangguan Kepribadian Obsesi Kompulsi.

8.0 Penatalaksanaan.

8.1 Nonmedikamentosa.

Pada dasarnya adalah suportif dan simtomatis; meliputi beberapa aspek antara lain ketrampilan sosial dan komunikasi, orangtua, pendidikan, pekerjaan dan terapi yang lain. Tidak ada obat tertentu yang digunakan untuk mengobati sindrom Asperger sendiri., terutama ketika mereka menyebabkan penderitaan individu atau secara signifikan mengganggu fungsi pendidikan atau sosial. Gejala-gejala ini mungkin termasuk perilaku kecemasan, masalah perhatian, agresi, kekakuan perilaku, gangguan mood (terutama depresi ), dan stereotypy (konstan berarti pengulangan gerakan atau gerakan tertentu) atau perseveration (pengulangan konstan berarti kata atau frase). Suportif dan simtomatis yang dapat dilakukan antra lain adalah:

  • Mendukung pendidikan dan perilaku adalah intervensi utama untuk individu dengan sindrom Asperger dan pengasuh mereka. Intervensi ini harus individual ke alamat kekuatan unik masing-masing orang dan kelemahan.
  • Individu dengan sindrom Asperger mungkin mendapat manfaat dari pelatihan keterampilan sosial formal, idealnya disediakan dalam grup dengan teman sebaya.
  • Partisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan, diawasi, dan terstruktur dapat memberikan anak-anak dengan kesempatan untuk interaksi sosial dan fasilitasi hubungan sosial.
  • Mendukung psikoterapi mungkin bermanfaat dalam berurusan dengan frustrasi, depresi, dan kecemasan. A, langsung fokus pemecahan masalah umumnya lebih berhasil daripada pendekatan yang berorientasi pada pemahaman.
  • Intervensi perilaku tertentu mungkin perlu diterapkan untuk mengurangi perilaku bermasalah atau mengganggu, seperti perseverations dan amukan.
  • Intervensi dalam setting sekolah
    • Orangtua dan guru memiliki kesempatan untuk membantu individu mengembangkan perilaku sosial yang sesuai. Guru dapat model perilaku sosial yang tidak pantas dan mendorong permainan yang kooperatif di dalam kelas. Mereka juga mungkin dapat mengidentifikasi teman yang cocok untuk anak-anak dengan sindrom Asperger. Orang tua juga dapat membantu anak-anak belajar perilaku yang sesuai dengan keterampilan pemodelan seperti fleksibilitas, berbagi, dan kerjasama. Strategi yang digunakan oleh guru, terapis, dan orang tua harus dikoordinasikan sehingga mereka dilaksanakan secara konsisten oleh berbagai orang di seluruh pengaturan.
    • Anak-anak dengan sindrom Asperger mungkin mendapat manfaat dari satu-satu perhatian dalam kelas untuk model dan perilaku pelatih yang tepat. Keterampilan, konsep, dan strategi kognitif harus diajarkan dengan cara eksplisit dan hafalan.
    • Selain tujuan akademis, peningkatan fungsi mandiri dan swasembada harus menjadi prioritas. Sebuah program harus fokus pada meningkatkan komunikasi dan kompetensi sosial.
    • Akomodasi mungkin perlu diimplementasikan untuk kesulitan dengan keterampilan graphomotor (menulis).
    • Self-advokasi pelatihan keterampilan harus dimasukkan dalam program pendidikan.

  • Komunikasi dan bahasa strategi
    • Pidato / bahasa terapi yang membahas penggunaan ambigu bahasa dan penggunaan bahasa dalam pengaturan sosial dapat menjadi nilai besar.
    • Pembelajaran dan praktek komunikasi dan keterampilan sosial dengan anak-anak dengan sindrom asperger tidak berarti pelaksanaan spontan akhirnya keterampilan ini dalam pengaturan alam.
    • Anak-anak dapat diajarkan spesifik strategi pemecahan masalah atau untuk menghafal frase spesifik untuk digunakan dalam tertentu, situasi yang sering terjadi.
    • Instruksi spesifik dan eksplisit dan pelatihan tentang bagaimana menafsirkan perilaku sosial orang lain harus disediakan dan dipraktekkan. Prinsip yang sama memandu pelatihan keterampilan ekspresif individu.
    • Anak-anak harus belajar untuk meminta orang untuk ulang kata-kata ekspresi membingungkan. Mereka juga harus didorong untuk meminta petunjuk membingungkan diulang, disederhanakan, dan / atau ditulis.
    • Orangtua, guru, dan teman sebaya dapat mengajar anak-anak untuk menafsirkan isyarat percakapan orang lain, untuk menjawab dan mendiskusikan topik diprakarsai oleh orang lain, kapan dan bagaimana untuk mengganggu, atau bagaimana untuk mengubah atau menggeser topik.
    • Bermain peran dapat membantu anak-anak menjadi sadar akan perspektif dan pikiran orang lain.

8.1.1 Pelatihan Keterampilan Sosial

Orang dengan sindrom Asperger seringkali mengalami kesulitan menafsirkan tanggapan orang lain, menentukan bagaimana untuk membuat respon optimal mereka sendiri dalam situasi sosial tertentu mungkin menantang juga. Hal ini dapat menyebabkan penghambatan dalam situasi sosial.

Orang dengan sindrom Asperger mungkin tampak menyendiri dan tidak tertarik pada orang lain. Hal ini kemungkinan hasil dari kebingungan tentang cara tepat berkomunikasi dengan orang lain, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pertemuan antar banyak.

Orang dengan sindrom Asperger biasanya ingin memiliki hubungan sosial seperti orang lain. Namun, mereka tidak dapat memahami, misalnya, urutan persahabatan, kencan, dan pacaran berlangsung selama beberapa bulan atau tahun yang mengarah ke pernikahan dan mungkin bahkan tidak tepat pendekatan orang asing untuk mengusulkan pernikahan. Tindakan tersebut sering endapan penolakan.

Untuk membantu orang dengan sindrom Asperger dalam pertemuan sosial, pelatihan ketrampilan sosial, dengan pemodelan peran dan bermain peran, mungkin dapat membantu. Attwood dijelaskan teknik untuk orang tua untuk digunakan dengan anak-anak dengan sindrom Asperger. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan kelompok-kelompok dengan orang-orang dapat dikembangkan. Psikoterapi sering membantu bagi individu untuk mengenali defisit dalam keterampilan sosial.

8.1.2Pelatihan Relaksasi

Orang dengan sindrom Asperger cenderung disalahpahami oleh keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat umum. Mereka mungkin mengalami kasar, kritik yang tidak masuk akal dari guru, orang tua, pengawas, dan lain-lain. Karena orang-orang dengan sindrom Asperger mungkin tidak mengerti situasi sosial, mereka mungkin mengalami kecemasan. Jadi, mereka mungkin terhambat dalam situasi sosial dan mungkin malu di hadapan orang lain, yang dapat mengganggu perkembangan sosial mereka. Selain itu, orang dengan sindrom Asperger menghadapi situasi melahirkan stres sehari-hari. Tuntutan peningkatan harapan mustahil. Stres adalah tantangan kehidupan sehari-hari.

Efek buruk dari stres mencakup kegelisahan, serangan panik, dan gangguan psikologis lainnya. Stres kronis juga merupakan penyebab tekanan darah tinggi, gangguan yang dapat mengakibatkan penyakit serius jantung, otak, dan ginjal.

Orang dengan sindrom Asperger dapat mengambil manfaat dari praktek teknik relaksasi untuk mengatasi stres. Efek tambahan dari pelatihan relaksasi mungkin termasuk menurunkan tekanan darah dan menjaga dan meningkatkan kesehatan.

Relaksasi merupakan efek utama dari yoga dan meditasi. Ini adalah komponen kunci dari praktik-praktik keagamaan. Benson dan Klipper mengidentifikasi bahwa bagian-bagian penting dari sesi relaksasi mengecualikan dogma. [31] Jadi, mereka mengembangkan Kompendium aspek penting dari relaksasi yang cocok untuk praktek oleh masyarakat umum.

Menurut Benson dan Klipper, fitur yang diperlukan pelatihan relaksasi adalah sebagai berikut

· Tenang lingkungan

Hal ini dapat diperoleh dengan menyisihkan periode 10-20 menit dua kali sehari, sebelum sarapan dan sebelum makan malam. Individu duduk di kursi yang nyaman dengan mata tertutup atau terbuka. Berbaring tidak dianjurkan karena tidur dapat terjadi. Pager dan ponsel harus dimatikan, dan rangsangan internal dan eksternal harus menutup.

· Mental perangkat

Perangkat mental adalah pengulangan diam atau bicara tentang, kata bagian suara, atau. Sebuah suku kata omong kosong atau kata yang netral cocok. Benson dan Klipper menunjukkan pengulangan kata ini adalah setara dengan sebuah mantra yang digunakan dalam beberapa teknik "satu.". Menghadiri dengan pola pernapasan perangkat lain mental yang alternatif. Atau, orang tersebut bisa fokus pada gambar, gambar, simbol, atau stimulus visual lainnya sebagai item perhatian.

· Sikap Pasif

Pikiran yang diizinkan untuk datang dan pergi. Apapun pikiran datang harus diabaikan. Perhatian pada suara atau kata atau bernapas. Pikiran-pikiran secara pasif diperbolehkan masuk kesadaran dan kemudian lulus dari kesadaran. Persepsi bisa lewat.

· Posisi Nyaman

Individu duduk di postur tubuh yang menyenangkan. Berbaring tidak dianjurkan karena tidur dapat terjadi. Pada akhir dari 20 menit, gerakan bertahap dari tangan, kaki, dan tubuh memungkinkan individu untuk kembali ke kewaspadaan penuh.

8.1.3 Dorongan Keterampilan Khusus

Individu dengan sindrom Asperger seringkali dapat berkonsentrasi pada kegiatan selama berjam-jam tanpa gangguan dan terus konsentrasi ini setiap hari selama bertahun-tahun. Dengan instruksi yang tepat, bakat mereka dapat dikembangkan sangat, karena itu, mengidentifikasi dan memelihara kepentingan dan kemampuan orang-orang dengan sindrom Asperger (misalnya, musik, matematika) di usia dini adalah menguntungkan. (Ini bakat juga dapat membantu anak untuk mendapatkan rasa hormat dari teman-teman sekelas.)

Sebagai contoh, meskipun banyak anak mungkin menolak untuk berlatih alat musik bahkan untuk beberapa menit sehari, seorang anak dengan sindrom asperger dapat menikmati jam praktek sehari-hari. Instruksi terampil yang diperlukan untuk sepenuhnya mengembangkan bakat tersebut. Orangtua dan guru harus kreatif mengungkap keterampilan, kemampuan, dan bakat pada anak-anak dengan sindrom Asperger.

8.1.4 Karir Konseling dan Orientasi

Pilihan karier sangat penting untuk orang dengan sindrom Asperger, karena kerusakan sosial membatasi keberhasilan mereka dalam pekerjaan banyak. Karir pilihan menggunakan teknologi, khususnya internet, sering sangat cocok untuk orang dengan sindrom Asperger. Ilmu komputer, teknik, dan ilmu pengetahuan alam adalah pilihan karir umum untuk individu dengan gangguan ini. Kepentingan khusus lainnya mungkin akan dikembangkan menjadi karir.

Individu mungkin memerlukan bantuan khusus untuk mempersiapkan wawancara kerja dan untuk mempertahankan sikap yang tepat dalam lingkungan kerja.

8.1.5 Konsultasi

Konsultasikan dengan ahli saraf untuk pemeriksaan dan pengujian neuropsychologic. Konsultasikan dengan otolaryngologist, audiolog, dan patologi wicara untuk mengecualikan pendengaran dapat diobati dan anomali sistem vokal. Pengujian Pidato membantu menilai perkembangan anak-anak cacat, dan terapi wicara sering membantu.

Konsultasikan dengan terapis fisik dan pekerjaan, karena terapi sering meningkatkan tulisan tangan dan kegiatan motorik lainnya baik dari pasien dengan sendi longgar dan menangkap biasa. Terapi sensori integrasi dilaporkan membantu beberapa individu.

8.2 Medikamentosa.

Banyak agen farmakologis (misalnya, antipsikotik, selective serotonin reuptake inhibitor [SSRI], clonidine, naltrexone) telah mencoba untuk meningkatkan beberapa gejala yang terkait dengan sindrom Asperger dan kondisi yang terkait; gejala ini termasuk gerakan stereotip, melukai diri, hiperaktif, dan agresi.

Studi menunjukkan bahwa SSRI membantu untuk mengobati perilaku repetitif, impulsif, mudah marah, dan agresi. Uji klinis terkontrol, berdasarkan baik didiagnosis populasi, diperlukan untuk mengkonfirmasi kesan bahwa SSRI dan neuroleptik atipikal dapat mengurangi gejala sindrom Asperger inti dan kondisi terkait.

Tidak ada obat yang digunakan secara rutin untuk mengobati sindrom Asperger. Intervensi farmakologis yang digunakan untuk mengobati gangguan komorbid, termasuk masalah perhatian, gangguan mood, dysthymia, gangguan bipolar, dan obsesif-kompulsif.

Hindari resep obat tanpa indikasi. Administrasi rutin Survey Kualitas Obat psikoaktif Penilaian Jaminan membantu untuk memastikan kebutuhan untuk menggunakan obat psikoaktif. Jadilah waspada untuk toksisitas obat. Sebagai contoh, administrasi rutin Checklist Sindrom Serotonin membantu untuk mengidentifikasi bukti awal efek samping SSRI.

8.2.1Antipsikotik

Kelas Ringkasan

Obat antipsikotik dapat membantu dengan perilaku agresif pasien dan dapat meningkatkan pola terbatas, berulang, dan stereotip perilaku dan kepentingan.

Resperidone.

· Diindikasikan untuk pengobatan lekas marah terkait dengan gangguan autis pada anak usia 5-16 tahun <5 tahun: Keselamatan dan kemanjuran tidak didirikan

· 5-16 tahun (<20 kg): mulai 0,25 mg / hari PO, dapat meningkat setelah setidaknya 4 hari untuk 0,5 (dosis dianjurkan) mg / d

· 5-16 tahun (20 kg atau lebih): mulai 0,5 mg / hari PO, dapat meningkat setelah setidaknya 4 hari untuk 1 (dosis dianjurkan) mg / d

Kurangnya respon terhadap dosis yang dianjurkan :

  • Jika respon cukup untuk dosis yang dianjurkan, dapat meningkatkan secara bertahap tercantum di bawah ini setelah minimal 14 hari dan setidaknya q2wk sesudahnya
  • <20 kg: 0,25 mg / hari; tidak melebihi 1 mg / d
  • > 20 kg: 0,5 mg / hari; tidak melebihi 2,5 mg / d

Risperidone adalah agen antipsikotik atipikal. Ia mengikat ke reseptor dopamin D2-20 dengan afinitas kali lebih rendah daripada afinitas 5-HT2-reseptor. Ini meningkatkan gejala negatif psikosis dan mengurangi kejadian efek samping ekstrapiramidal dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Hal ini diindikasikan untuk lekas marah terkait dengan gangguan autispada anak-anak dan remaja usia 6-16 tahun.

Persen (%)

>10

1-10

<1

Efek samping yang mungkin

· Mengantuk (40-45%)

· Insomnia (26-30%)

· Agitasi (20-25%)

· Kegelisahan (10-15%)

· Sakit kepala (10-15%)

· Rhinitis (10-15%)

· Hiperprolaktinemia di peds

· Sembelit (5-10%)

· Dispepsia (5-10%)

· Mual (5-10%)

· Muntah (5-10%)

· Nyeri perut (1-5%)

· Reaksi agresif (1-5%)

· Pusing (1-5%)

· Gejala ekstrapiramidal (1-5%)

· Ginekomastia di peds (1-5%)

· Ruam (1-5%)

· Takikardia (1-5%)

· Mual

· Hipotensi ortostatik

· Kejang

Kotak hitam Peringatan

Pasien dengan demensia terkait psikosis yang dirawat dengan obat antipsikotik berada pada peningkatan risiko kematian seperti yang ditunjukkan dalam jangka pendek percobaan terkontrol. Kematian tampak baik kardiovaskular (misalnya, gagal jantung, kematian mendadak) atau infeksi (misalnya, pneumonia) di alam. Obat ini tidak disetujui untuk pengobatan pasien dengan demensia terkait psikosis.

Kontraindikasi

Didokumentasikan hipersensitivitas

Peringatan

· Penyakit jantung, penyakit serebrovaskular, dehidrasi, hipovolemia, riwayat kejang, Parkinson, demensia tubuh Lewy, saat ini / riwayat leukopenia / neutropenia (CBC memantau pasien tersebut selama periode awal pengobatan)

· Leukopenia / neutropenia dan agranulositosis dilaporkan, faktor risiko yang mungkin untuk leukopenia / neutropenia termasuk pra-ada jumlah sel darah rendah putih (WBC) dan sejarah obat-diinduksi leukopenia / neutropenia (jika sejarah WBC rendah klinis signifikan atau obat-induced leukopenia / Neutropenia , memantau hitung darah lengkap (CBC) sering selama beberapa bulan pertama terapi; menghentikan obat pada tanda pertama penurunan klinis yang signifikan <1000/mm3 di WBC dalam ketiadaan faktor penyebab lain dan terus memantau WBC sampai pemulihan)

· Incr risiko kejadian serebrovaskular di Poin dengan demensia terkait psikosis

· Peningkatan risiko hiperglikemia dan diabetes, dalam beberapa kasus, hiperglikemia bersamaan dengan penggunaan antipsikotik atipikal telah dikaitkan dengan ketoasidosis, koma hiperosmolar, atau kematian

· Memantau glukosa darah dari pasien berisiko tinggi

· Anak-anak <15 kg

· Risiko hipotensi ortostatik

· Tidak disetujui untuk digunakan pada pasien dengan demensia terkait psikosis

· Peringatan FDA tentang off-label untuk demensia pada lansia

· Kehamilan Kategori: C

· Neonatus yang terpapar obat-obat antipsikotik selama trimester 3 kehamilan beresiko untuk ekstrapiramidal dan / atau gejala penarikan pengiriman berikut

· Komplikasi ini berbeda dalam keparahan, dalam beberapa kasus, gejala telah self-terbatas, sementara dalam kasus lain neonatus membutuhkan perawatan intensif dan mendukung unit rawat inap berkepanjangan

· Laktasi: didistribusikan dalam ASI, jangan perawat

Farmakologi

· Half-Life: 20 jam (orangtua & metabolit gabungan); berkepanjangan pada gangguan ginjal; incr fraksi bebas dalam penyakit hati

· Puncak Plasma Waktu: 3-17 jam

· Bioavailabilitas: 70%

· Bound Protein: 90%

· Vd: 1-2 L / kg

· Metabolisme: enzim hati P450 CYP2D6

· Metabolit: 9-hydroxyrisperidone

· Ekskresi: urin, feses

Mekanisme Aksi

Mengikat reseptor dopamin D2-20 dengan afinitas kali lebih rendah daripada 5-HT2-reseptor afinitas. Meningkatkan gejala negatif psikosis dan mengurangi kejadian efek samping ekstrapiramidal.

10.0 Prognosis dan perjalanan penyakit

Individu cenderung memiliki prognosis yang lebih baik ketika mereka memiliki keluarga yang mendukung pengetahuan tentang sindrom Asperger. Perbedaan klinik antara gangguan autisme dan gangguan Asperger mempunyai nilai prognosis.Individu dengan sindrom Asperger bisa diajarkan pedoman sosial tertentu, tetapi kerusakan sosial yang mendasari diyakini seumur hidup. Individu dengan sindrom Asperger tampaknya memiliki hidup normal, namun mereka tampaknya bertahan peningkatan prevalensi penyakit kejiwaan komorbid (misalnya, depresi, gangguan mood, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan Tourette). Gangguan kejiwaan komorbid, saat ini, secara signifikan mempengaruhi prognosis pasien.

Terdapat perbedaan rentang keparahan dari gangguan Asperger, sehingga beberapa kasus tidak terdiagnosis karena penderitanya hanya tampak aneh dan eksentrik. Perempuan mempunyai prognosis yang lebih baik. Perjalanan penyakit dan akibatnya sangat bervariasi karena IQ dan ketrampilan berbahasanya relatif baik.

Beberapa anak dapat mengikuti pendidikan secara teratur dengan mendapat dukungan sedangkan yang lain membutuhkan pendidikan khusus. Keadaan ini disebabkan karena gangguan dalam perilaku dan interaksi sosial, bukan karena defisit akademik. Prediksi masa depan anak Asperger positif. Beberapa pasien menggunakan talenta khususnya untuk memperoleh pekerjaan yang dapat menunjang kehidupannya sendiri.

Perilaku buruk seringkali didasari ketidakmampuan mengkomunikasikan frustrasi dan kecemasan. Pada saat remaja, mereka tidak menyadari kalau berbeda dengan yang lain dan sering disingkirkan dalam hubungan interpersonal. Pada saat dewasa mereka beradaptasi sangat superfisial, egosentris dan terisolasi. Gangguan bipolar dan gangguan cemas dapat menjadi komorbiditas untuk gangguan Asperger. Frustrasi kronis akibat kegagalan berulang apabila berbicara dengan orang lain dan saat menjalin persahabatan menye- babkan penderita dengan gangguan Asperger dapat menderita juga gangguan mood. Beberapa penderita dapat mempunyai gambaran katatonik gangguan obsesi kompulsi ide bunuh diri, temper dan gangguan menentang. Penderita gangguan Asperger mengalami penurunan berat badan dan gangguan makan. Pada beberapa populasi penelitian ditemukan adanya komorbiditas gangguan ini dengan gangguan tik dan sindrom Tourette. Volkmar & Klin,1997 mengatakan adanya komorbiditas antara gangguan Asperger dengan Attention Deficit Hiperactivity Disorder.

Menurut Tantam (1980), penderita Asperger memper-lihatkan perilaku antisosial pada saat dewasa. Gangguan Asperger akan berkembang pada kecenderungan paranoid. Mawson dan kawan-kawan (1985), menunjukkan adanya hubungan antara gangguan Asperger dengan perilaku kekerasan dan agresif serta membakar rumah. Beberapa gangguan medis spesifik yang dapat bersamaan dengan gangguan Asperger yaitu tuberous sclerosis, Marfan-like syndrome, Kleine-Levin syndrome, fragile X syndrome dan sindrom kromosom lain termasuk translokasi kromosom 17-19.

11.0 Kesimpulan.

Memahami gambaran klinis dan kriteria diagnostik adalah modal untuk mendiagnosis gangguan Asperger. Gambaran klinis yang mirip atau tampaknya bertumpang tindih dengan

gangguan dalam spektrum autistik, dapat menyulitkan diagnosis. Deteksi dini gangguan Asperger dapat dilakukan jika mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan dengan teliti

untuk menegakkan diagnosis. Etiologi gangguan Asperger masih dalam perdebatan, sehingga sampai saat ini penatalaksanaan pada dasarnya adalah suportif dan simtomatis Mengingat beragamnya factor etiologi, kompleks gejala dan prognosis yang daoat bervariasi pada autism, perlu kiranya penanganan yang komprehensif dari suatu tim terpadu yang berbagai disiplin ilmu seperti dokter (psikiater, dokter anak, neurologi ), pendidik, psikologi, ahli terapi wicara, terap okupasi, pekerja social dan perawat. Terapi non farmakologis dan farmakologis diberikan sesuai kebutuhan pasien. Pendekatan multidisiplin bermanfaat untuk memberikan terapi yang holistik dan komprehensif.

Diharapkan dengan deteksi dini dan cepat serta pesatnya kedokteran akan didapathasil yang optimal bagi perkembangan anak-anak ini. Anak akan dapat meninggalkan dunianya sendiri dan menikmati kehidupan di luar dirinnya.

.

Tidak ada komentar: